Aliran-Aliran Psikologi

Assalamualaikum Sobat:)
Sebelumnya terima kasih telah mengujungi blog ini..
Untuk postingan pertama ini saya akan berbagi Ilmu mengenai beberapa aliran Psikologi yaitu Aliran Humanistik, Behaviorisme,  Psikoanalisa,  Kognitif, Psikologi Positif dan Neuroscience
Semoga Bermanfaat


ALIRAN HUMANISTIK

            Psikologi Humanistik adalah suatu pendekatan yang berfokus tpada pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia( Misiak dkk, 2009).
            Asal mula munculnya psikologi Humanistik yaitu berawal dari tahun 1950-an, muncul suatu teori baru yang berfokus pada pikiran bawah sadar (unconscious mind) yaitu teori Humanistik. Teori ini dipelopori oleh Abraham Maslow, Carl Rogers dan Viktor Frankl. Awal munculnya teori ini dikarenakan para pelopor tersebut tidak setuju dengan Freud yang mengatakan bahwa proses pikiran bawah sadar saja yang penting. Para pengikut teori ini percaya bahwa pikiran sadar (Conscious mind) manusia sendiri lah yang menentukan jalan hidup mereka sendiri (Lahey, 2012).
            Faktor lain yang mendorong kemunculan psikologi humanistik ini adalah keyakinan bahwa psikologi telah terlalu lama mempelajari fungsi-fungsi manusia, tetapi menghilangkan sifat manusia itu sendiri dengan memusatkan perhatian pada hal-hal sekunder dan mengabaikan hal-hal primer atau esensial. Kemunculan psikologi humanistik yang pertama kali diungkapkan di Amerika adalah dari sebuah pidato yang dibawakan oleh James T. Bugental berjudul Humanistic Psychology: A New Breakthrough  dalam pertemuan Perhimpunan Psikologi Orange Country ( California) pada tahun 1962, dan dimuat dalam American Psychologist pada tahun 1963 (Misiak dkk, 2009).
            Di Amerika, psikologi humanistic pertama kali memperoleh dukungan dari para psikoterapis, para ahli psikologi klinis dan para ahli psikologi yang menaruh perhatian pada teori kepribadian, tetapi lambat laun teori ini diikuti juga oleh para kalangan akademis dan eksperimental. Tesis humanistic Maslow, pertama kali dianggap sebagai “argument di dalam keluarga para ahli psikologi”, kemudian berubah menjadi “suatu filsafat hidup baru yang komprehensif”. Teori humanistic mendapat pengakuan dan respek para ahi Psikologi Amerika ketika Abraham Maslow diangkat menjadi presiden Perhimpunan Psikologi Amerika pada tahun 1960-an (Misiak dkk, 2009).
            Walaupun teori ini telah banyak diterima oleh kalangan masyarakat Amerika, ada beberapa kritik serius yang ditujukan pada teori ini. Penelitian Maslow mengenai kriteria orang yang dapat menggunakan seluruh kemampuan atau potensi dirinya untuk mencapai suatu tujuan itu hanya pendapat nya saja, tidak dilakukan secara ilmiah. Kritik yang paling penting yaitu kritik dari Engler (1999) yang mengatakan pandangan Maslow mengenai upaya keras manusia dalam mencapai suatu prestasti personal itu terpaku pada budaya individualistic masyarakat Amerika. Hal ini menunjukkan bahwa gagasan Maslow tentang aktualisasi diri tidak banyak menjelaskan pengalaman kebudayaan diluar Amerika Utara (Jarvis, 2015).
Abraham Maslow


            Abraham Maslow merupakan seseorang yang realistic, spiritual, dan merupakan juru bicara psikologi humanistic. Mula-mula Maslow tertarik pada behaviorisme, tetapi kemudian antusiasnya terhadap behaviorisme berkurang yang pada akhirnya ia lebih memilih untuk mencari suatu teori yang komprehensif tentang manusia yang dilandaskan pada suatu fakta, dapat diterima, dan berguna bagi seluruh manusia. Maslow memandang manusia sebagai makhluk yang baik atau netral, tidak jahat. Apa yang disebut dengan tingkah laku buruk, menurut Maslow itu adalah suatu reaksi sekunder terhadap frustasi. Dalam penelitiannya, Maslow menggunakan metode kualitatif dan observasi. Ia berfokus pada kepribadian sehat atau normal (Misiak dkk, 2009).
            Maslow mengemukakan beberapa rangkuman mengenai keharusan-keharusan yang dianggap penting bagi masa depan psikologi, diantaranya yaitu psikologi harus lebih manusiawi dalam arti lebih memusatkan perhatian pada masalah-masalah kemanusiaan daripada masalah keorganisasian, psikologi harus lebih berpusat pada masalah dan tidak hanya terpusat oleh cara-cara atau metode-metode, dan masih banyak keharusan-keharusan lainnya ( Misiak, dkk. 2009).

Carl Rogers

          Carl Rogers adalah seseorang ahli terapi yang mengemukakan teori-teori nya dengan penelitian secara klinis, yaitu berdasarkan apa yang dikatakan dan dialami pasien selama terapi (client center therapy). Rogers (1959) percaya bahwa manusia memiliki satu motif dasar, yaitu kecenderungan untuk mengaktualisasi diri yang artinya adalah kecenderungan untuk memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai tahap setinggi-tingginya. Proses penilaian bawah sadar memandu kita untuk menuju perilaku yang akan membantu kita menuju potensi diri. Proses ini dapat terganggu oleh aturan-aturan social yang terlalu ketat dan konsep diri yang buruk. Seperti Maslow, Rogers percaya bahwa manusia itu pada dasarnya baik hati dan kreatif. Mereka menjadi buruk karena adanya konsep diri yang buruk dan hambatan-hambatan eksternal yang mempengaruhinya (Jarvis, 2015).
 Victor Frankl


     Victor Frankl terkenal dengan kebutuhan akan makna dan psikoterapi untuk mengatasi kehampaan makna yang disebut dengan logotherapy. Logotherapy tidak bersifat retrospektif ataupun introspektif, tapi lebih berorientasi pada makna yang harus dipenuhi di masa yang akan datang. Logoteraphy ini mengarahkan pasien pada makna hidupnya, dan menyadarkan pasien bahwa makna hidupnya tersebut akan berkontribusi pada upayanya dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya (Rahman, 2017).
Ciri-ciri Psikologi Humanistik
            Teori psikologi humanistic tidak seperti teori lainnya. Psikologi humanistic berpusat pada ciri-ciri dan kesanggupan yang menjadikan manusa unik dan berbeda dengan hewan. Ada emapt ciri psikologi humanistic yang dicatat oleh perhimpunan Psikolog Humanistic, yaitu :
  •  Memusatkan perhatian pada orang yang mengalami dan berfokus pada pengalaman sebaga fenomenon primer dalam memperlajari manusia.
  • Menekankan pada kualitas yang khas manusia seperti kreativitas, menilai, dan realisasi diri sebagai lawan dari pemikiran manusia yang mekanistik dan reduksonistik.
  • Berpegang pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang digunakan
  •  Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu.
Ciri-ciri umum diatas tidak sepenuhnya didukung oleh para tokoh humanistic, karena pada dasarnya psikologi humanistic memiliki ideology atau pemikiran yang heterogen. Maslow menyebut psikologi humanistic sebagai “koalisi berbagai sempalan psikologi ke dalam suatu filsafat tunggal” yang artinya manusia memiliki ciri-ciri dan kesanggupan yang unik dimana terdapat nilai-nilai utama universal yang menjadi tujuan utama segenap alam biologis manusia, yaitu naluriah dan tidak dipelajari ( Misiak dkk, 2009).
Teori humansitik ini mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihan teori ini yaitu mengingatkan kita akan pentingnya pengalaman manusia sebagai individu dan aspek-aspek penting dalam pengalaman manusia, seperti diri (self), pengalaman puncak (peak experience), dan spritualitas (sprituality) yang pada umumnya diabaikan oleh pendekatan psikologi lainnya. Kekurangan teori ini adalah pendekatan humanistic menghasilkan teori dan gagasan yang sulit diuji dengan penelitian ilmiah dan gagasan humanistic sangat terikat dengan kebudayaan, dan tidak mudah diterapkan pada berbagai macam masyarakat atau periode sejarah (Jarvis,2015).


ALIRAN BEHAVIORISME

Psikologi behaviorisme adalah suatu aliran yang memusatkan pada suatu kajian ilmiah dari berbagai respons perilaku yang dapat diamati dari suatu lingkungan. Dalam arti lain, behaviorisme menggunakan suatu prinsip yang memusatkan pada suatu interaksi dengan lingkungan yang dapat dilihat dan diukur. Tujuan dari prinsip ini adalah untuk membantu orang-orang mengubah perilakunya kearah yang lebih baik (King, 2010). 
Behaviorisme didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Sejumlah filsuf dan ilmuwan sebelum Watson telah mengajukan gagasan-gagasan mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia, berdasarkan pendekatan mekanistik dan materalistik yang menjadi suatu ciri utama pendekatan behaviorisme. Salah satu tokohnya adalah Ivan Pavlov, seorang ahli fisiologi Rusia. Behaviorisme muncul akibat dari reaksi terhadap introspeksionisme ( menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan psikoanalisis (berbicara tetntang alam bawah sadar). Behaviorisme ingin menganalisis bahwa hanya perilaku yang tampak yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar karena menurut mereka perilaku manusia, kecuali insting , adalah hasil belajar yang artinya perubahan perilaku organisme dipengaruhi oleh lingkungan. Menurut Bandura (1977), manusia tidak perlu mengalami sesuatu untuk mempelajari sesuatu. Manusia dapat belajar hanya dengan mengamati atau meniru perilaku orang lain (Sobur, 2016).

John Broadus Watson


          Watson lahir di Greenville, South Carolina Amerika Serikat dari seorang ibu yang religious dan bapaknya yang seorang pemabuk. Pada tahun 1894, ia menempuh pendidikannya di Furman Colleges jurusan ilmu psikologi dan filsafat dan meraih gelar master pada tahun 1899. Watson kemudian meneruskan studinya di University of Chicago dan meraih gelar Ph.D pada usia 25 tahun di tahun 1903. Ia termasuk doctor pertama dalam bidang psikologi di Universitas of Chicago. Watson mendirikan sebuah laboratorium binatang di University of Chicago dimana ia mengembangkan ide-ide behavioristiknya. Watson merasa tidak nyaman dan tidak alamiah ketika meneliti manusia menggunakan metode introspeksi dan lebih memilih melakukan eksperiment dengan binatang. Watson bukanlah orang pertama yang menyampaikan ide-ide behavioristic, tetapi ia dianggap sebagai pendiri karena ia termasuk orang yang paling kuat pengaruhnya dan paling sukses dalam mengembangkan ide-ide behavioristic. Inti dari pemikiran Watson ialah psikologi harus focus pada perilaku yang bisa diamati, dan meninggalkan kesadaran, pikiran, ataupun keadaan mental lainnya sebagai subject matter psikologi (Rahman, 2017).

Edward Lee Thorndike

Thorndike merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah ilmu psikologi. Di Colombia University, Thorndike melakukan penelitiannya yang terkenal mengenai trial and error learning. Hergenhahn (mengatakan) bahwa Thorndike merupakan tokoh yang menganut aliran antara fungsionalisme dan behaviorisme. Viney dan King (2003) menyebutkan pandangan umum Thorndike sejalan dengan fungsionalisme, sedangkan kerja praktisnya relevan dengan prinsip-prinsip behaviorisme. Pendekatan yang digunakan Thorndike pada penelitiannya adalah connectionism, yaitu pendekatan yang mempercayai bahwa proses belajar itu terjadi karena hubungan antara situasi dan respons. Thorndike percaya bahwa perilaku bisa dijelaskan dengan menggunakan hubungan antara stimulus den respons yang terhubung secara neurologis (connectionism) (Rahman, 2017).

Ivan Petrovitch Pavlov


Ivan Pavlov merupakan salah satu tokoh awal dalam behaviorisme. Ia terkenal dengan Classical Conditioning. Penelitiannya yang terkenal adalah dengan menggunakan seekor anjing. Pavlov ingin membuktikan bahwa ada yang disebut dengan conditioned reflex. Menurut Pavlov, semua perilaku adalah reflek yang disebabkan oleh stimulus tertentu (Rahman, 2017).

ALIRAN PSIKOANALISA


          Psikoanalisis merupakan suatu aliran yang terfokus pada ketidaksadaran dalam menjelaskan perilaku manusia, menganggap penting masa lalu dan menjadikan motivasi seksual sebagai motivasi dasar. Psikoanalisis merupakan aliran yang dikembangkan oleh Sigmund Freud pada tahun 1890-an di Eropa yang pada saat itu bertepatan juga dengan perkembangan behaviorisme di Amerika Serikat. Sebenarnya Sigmund Freud bukanlah seorang psikolog, tetapi aliran ini dikembangkannya untuk membantu profesinya dalam menolong pasien-pasien yang mengalami ganggguan mental (Rahman, 2017).
            Asumsi dasar teori Freud adalah bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari proses bawah sadar (unconscious). Dalam proses bawah sadar ini Freud yakin rasa takut, keyakinan dan keinginan yang tidak disadari mempengauhi perilaku manusia. Freud yakin bahwa banyak impuls yang dilarang oleh keluarga dan masyarakat selama masih anak-anak merupakan suatu insting bawaan karena pada dasarnya manusia lahir dengan insting tersebut dan memberikan pengaruh yang mendalam. Melarang impuls tersebut dapat mendorong mereka keluar dari kesadaran dan mempengaruhi alam bawah sadar. Freud juga yakin bahwa semua tindakan yang kita miliki mempunyai suatu penyebab yang pada umumnya penyebab itu disebabkan oleh pemikiran bawah sadar, bukan pemikiran rasional ( Atkinson, dkk.).
Psikoanalisis berkembang secara bertahap sampai pada rumusan seperti yang dikenal sekarang. Tahap pertama, yaitu tahap pre-analytic phase. Pada tahapan ini, Freud menunjukkan ketertarikannya pada metode hypnosis yang dipakai oleh Charcot dalam menangani pasien hysteria. Tahap kedua, yaitu tahap psychoanalysis proper, yaitu tahapan yang telah meninggalkan metode hypnosis dan berganti menggunakan metode free association. Pada tahap inilah Freud mulai menyadari bahwa masalah psikologis yang dialami manusia bukan disebabkan oleh masalah neurologis, melainkan konflik yang tidak disadari berupa sexualitas. Tahap ketiga, yaitu tahap mulainya gerakan psikoanalisis. Pada tahap ini psikoanalisi mulai banyak diikuti oleh ilmuwan dan meyelenggarakan kongres pertama dan jurnal psikoanalisi yang didirikan pada tahun 1908. Pada tahun 1920, saat terjadinya perang dunia I yang menelan banyak korban, Freud mengemukakan pendapatnya mengenai insting kematian atau thanatos, dan pada saat inilah psikoanalisis menjadi metode yang paling tepat untuk menangani trauma pasca perang yang dialami para tentara. Tahap terakhir merupakan tahap menjelang kematian Freud. Pada tahun 1923, Freud merilis bukunya yang berjudul The Ego and The Id yang berisi tentang pemikirannya mengenai model triparte, yaitu id, ego dan supergo menggantikan topographical model yang terdiri dari unconscious, preconscious, dan conscious (Rahman, 2017).
Beberapa pokok pikiran yang menjadi karakteristik pemikiran Freud, yaitu :
·         Freud mempunyai keyakinan bahwa semua kejadian itu tidak terjadi secara kebetulan dan setiap kejadian yang ada mempunyai hokum sebab-akibat.
·         Pemikiran Freud tidak lepas dari teori evolusi Darwin bahwa terdapat kesamaan karakteristik biologis antara manusia dan spesies lainnya. Oleh karena itu, Freud yakin mengetahui proses alamiah penting dalam memahami proses mental manusia.
·         Freud yakin bahwa ketidaksadaran memiliki peranan penting dan pengaruh yang besar terhadap kepribadian seseorang.
·         Motivasi merupakan hal yang penting dalam teori Freud.
·         Dalam membangun teorinya, Freud lebih banyak menggunakan data klinis yang diperoleh dari pasiennya daripada data eksperimental.
Dalam perkembangannya, teori Freud mengenai psikoanalisis mendapat beberapa kritik dari pengikutnya seperti Carl Gustav Jung, Alfred Adler, Karen Danielson Horney, Jacques Marie Emile Lacan. Jung terkenal dengan struktur kepribadian yang meliputi ego, personal unconsciousness, dan collective unconsciousness dan juga tipologi  kepribadian introvert dan extrovert. Alfred terkenal dengan inferiority complex, yaitu tujuan terpenting manusia adalah untuk mengatasi perasaan rendah diri. Horney terkenal dengan basic anxiety, yaitu suatu kecemasan yang ditimbulkan akan kurangnya rasa aman dalam hubungan orang tua dan anak. Lacan terkenal dengan tahapan perkembangan mirror stage, yaitu tahapan mulai terbentuknya ego anak dan mulai membangun bayangan tetntang dirinya (Rahman, 2017).
Teori Freud mengenai Psikoanalisis sudah direvisi beberapa kali sejak kematiannya. Psikoanalisis modern masih mempercayai dengan teori Freud yang mengatakan bahwa permasalahan yang terjadi di alam bawah sadar adalah sumber dari permasalahan psikologi. Para ilmuwan percaya bahwa Freud telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mengarahkan perhatian kita pada pemikiran alam bawah sadar pada konflik emosional manusia. Meskipun demikian, mereka menggagaskan bahwa ada motif lain yang mungkin menjadi  factor lebih besar. Tetapi meskipun begitu selama ini pandangan psikoanalisis tidak menjadi suatu hal yang dominan di North American psychology (Lahey, 2012).

ALIRAN KOGNITIF

        Aliran psikologi kognitif ini merupakan aliran yang menentang behaviorisme. Psikologi kognitif tidak meneruskan pandangan behaviorisme yang berfokus pada lingkungan sebagai perilaku manusia melainkan psikologi kognitif berfokus pada factor kognitif yang mempengaruhi relasi antara perilaku dan lingkungan. Psikologi kognitif membahas mengenai topik-topik yang tidak bisa diamati seperti atensi, persepsi, memori, belajar, bahasa, dan lain-lain (Ling dkk, 2012).
        Gagasan psikologi kognitif pertama kali muncul pada tahun 1956 dan banyak orang mengatakan bahwa George Miller pendirinya. Munculnya psikologi kognitif dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Factor internal munculnya aliran ini adalah adanya beberapa tokoh yang  sudah menyinggung mengenai psikologi kognitif dan juga penelitian mengenai pentingnya peranan psikologi kognitif terhadap pembentukan perilaku manusia membuat aliran ini semakin dikenal. Aliran ini juga muncul akibat adanya beberapa permasalahan yang ditimbulkan oleh aliran behaviorisme. Factor eksternal yang mempengaruhi munculnya teori ini adalah adanya pergeseran pandangan sains mengenai objektivitas hasil pengamatan dan mulai berkembangnya ilmu yang berhubungan dengan informasi, teori cybernetic¸dan ilmu computer (Ling dkk, 2012).
           Sejak revolusi kognitif, psikologi kognitif didominasi oleh model pemprosesan informasi yang memandang pikiran sebagai system pemprosesan simbolik berkapasitas terbatas yang memiliki fungsi umum. Tujuan Psikologi kognitif adalah mengetahui bagaimana otak memanipulasi data. Secara khusus, fokusnya terletak pada bagaimana memahami struktur-struktur yang terlibat dalam kognisi, seperti penyaringan, leksikon dan penyimpanan, dan proses-proses yang bekerja pada data kognitif, termasuk pengodean, hambatan, dan lupa (Ling dkk, 2012).

George A. Miller


          George Miller  dulunya merupakan seorang ahli bahasa. Ketertarikannya pada ilmu psikologi dimulai pada tahun 1941 ketika ia mengambil master di universitas Alabama. Ia sempat mengajar pengantar psikologi dan bekerja di laboratorium psikoanalitik untuk mengatasi masalah komunikasi. Awalnya Miller dipengaruhi oleh aliran Behavioristik, tetapi kemudian ia tertarik pada proses kerja antara computer dan pikiran manusia yang sangat mirip. Miller tertarik pada sesuatu yang  tidak bisa dijelaskan aliran behavioristic. Miller merupakan seorang tokoh yang memberikan pengaruh besar pada aliran kognitif. Miller membuat suatu penemuan yaitu mengenai short-term memory. Miller mengatakan bahwa ketika kita dihadapkan oleh berbagai macam informasi, rentang short-term memory kita memiliki suatu keterbatasan yang mempengaruhi kemampuan kita dalam menerima, memproses, dan mengingat suatu informasi (Rahman, 2017).

Ulric Neisser


           Keterkaitan Ulric Neisser pada dunia psikologi dipengaruhi oleh ketertarikannya pada gagasan Miller dan juga pemikiran Wolfgang Kohler. Neisser meraih gelar doctor dalam bidang psikologi pada tahun 1956 di Harvard University. Neisser juga merupakan salah satu tokoh penting dalam aliran psikologi kognitif. Ia menentang pandangan behaviorisme yang mengabaikan proses kognitif. Menurut Lowery, Neisser mempunyai pandangan baru mengenai pikiran manusia, yaitu ia mempunyai keyakinan bahwa ingatan, persepsi, dan psroses berpikir lainnya merupakan sesuatu yang bisa diteliti (Rahman, 2017).
          Pandangan Neisser yang dikenal dalam psikologi kognitif yaitu seperti teori tentang memori. Neisser menyebutkan beberapa pertanyaan penting mengenai memori yang berhubungan dengan pengalamannya sendiri tentang sulitnya mengingat apa yang dibaca atau apa yang dikatakan orang lain kepadanya. Selain mengenai memori, Neisser pun membahas masalah yang berhubungan dengan proses atensi, yaitu proses pre-attentive dan attentive. Proses tersebut membahas mengenai proses sadar terkendali atau tidak sadar dan tidak terkendali mengenai suatu stimulus. Proses ini digunakan untuk menggabungkan stimulus-stimulus sehingga menjadi representasi mental (Rahman, 2017).

Leon Festinger


          Ketertarikan Festinger terhadap psikologi terutama psikologi social dipengaruhi oleh Kurt Lewin. Leon Festinger termasuk salah satu tokoh yang oemikirannya cukup berpengaruh terhadap psikologi social. Pemikiran Festinger yang paling terkenal adalah Social Comparation Theory dan Cognitive Dissonance Theory. Kedua teori tersebut merupakan teori yang digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia dalam konteks social. Teori Festinger lainnya yaitu teori mengenai disonasi kognitif yang menjelaskan kecenderungan manusia untuk mengenai disonansi ketika mengetahui bahwa dalam dirinya terdapat ketidakonsistenan, dan akan berusaha untuk lebih konsisten. Menurut Festinger, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi disonansi kognitif ialah dengan mengubah pendapat, mengubah perilaku, mengubah informasi yang dimiliki atau mengubah persepsi (Rahman, 2017).
           Di masa sekarang, psikologi kognitif merupakan bentuk modern dari fungsionalisme dan juga diipengaruhi oleh psikologi gestalt dan strukturalisme (Lahey, 2012). Pada intinya, psikologi kognitif merupakan suatu aliran yang menekankan pada proses mental yang terlibat dalam mengetahui, bagaimana kita mengingat, bagaimana kita mengarahkan perhatian, bagaimana kia memersepsikan, bagaimana kita berpikir, dan bagaimana cara kita memecahkan masalah (King, 2010).

PSIKOLOGI POSITIF

           Akhir abad ke-20, psikologi masih didominasi oleh pemikiran yang focus pada aspek-aspek negative manusia. Sebelumnya, psikologi humanistic sudah menekankan akan aspirasi positif, kekuatan manusia, kebebasan berkehendak, aktualisasi potensi manusia, dan pandangan holistic mengenai manusia. Tetapi, psikologi humanistic tidak berhasil menggoyahkan pandangan psikologi yang lebih focus pada aspek negative manusia. Penyebab psikologi lebih focus pada aspek negative berawal dari pasca Perang Dunia II, psikologi mendapat tugas yang berat dalam pemulihan gangguan psikologis yang dialami masyarakat sehingga melupakan program pengembangan potensi positifnya. Menyadari focus psikologi seperti itu yang menyebabkan buruknya kondisi psikologis masyarakat Amerika Serikat, Martin E.P. Seligman kemudian berusaha mengambil peran dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik dengan mengembangkan aspek positif dari manusia. Seligman percaya bahwa ilmu psikologi dapat memberikan kontribusi berarti dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis masyarakat (Rahman, 2017).
            Ajakan Seligman untuk mewujudkan psikologi positif mendapat respon yang sangat antusias. Pada tahun 2002, Seligman menerbitkan buku popular yang berjudul Authentic Happiness : Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment. Buku ini menjadi topic utama dari sebuah artikel yang mengangumkan yang dimuat dalam Newsweek, yang menggambarkan gerakan psikologi positif sebagai “ era yang sama sekali baru dalam psikologi riset”. Dalam kurun waktu 10 tahun sejak Seligman menyampaikan ajakan mewujudkan psikologi positif, bidang ini telah sukses secara fenomenal dan menghasilkan ratusan studi riset setiap tahunnya. Psikologi Positif mencakup topic-topik seperti kesejahteraan subjektif, sains kebahagiaan, kepuasan hidup  dan kasih saying, intervensi untuk meningkatkan kesejahteraan, saat santai, performansi puncak, afektifitas positif, kreatifitas emosional, optimisme, teori harapan, penetapan tujuan untuk kehidupan dan kebahagiaan, dan psikologi positif dalam pekerjaan ( Schultz, 2014).
        Gerakan psikologi positif tentunya tidak tanpa kontroversi dan kritik. Kontroversi merupakan bagian dari suatu ilmu pengetahuan. Debat yang sehat merupakan ciri bidang psikologi, dan suatu sudut pandang psikologis yang baru terkadang muncul ketika seorang ilmuwan mempertanyakan sudut pandang lainnya. Debat dan kontroversi yang terus-menerus ini merupakan pertanda disiplin ilmu  yang kuat dan penting. Kemunculan awal psikologi juga diawali dengan kontroversi dan debat karena pemikiran yang hebat tidak selalu berpikir sama, terutama jika itu mengenai Psikologi (King, 2010).
  Martin E.P. Seligman 

          Seligmen lahir pada tanggal 12 Agustus 1942 di Albany, New York. Ia belajar psikologi di Universitas Pennsylvania dan mendapat gelar Ph.D pada tahun 1967. Pada tahun 1998, Seligman dipilih sebagai Presiden American Psychological Association (APA). Ia terkenal dengan Learned Helplesness Theory dan psikologi positif. Salah satu karya Seligman yang cukup berpengaruh yaitu mengenai Klasifikasi Character Strength yang ditulis bersama Christopher Petersen. Dalam menetapkan suatu karakter, Peterson dan Seligman menggunakan 10 kriteria berikut, beberapa diantara karakter tersebut adalah :
  •         Kekuatan karakter tersebut harus berkontribusi pada terpenuhinya kehidupan yang baik
  •          Kekuatan karakter tersebut pada dirinya sendiri harus bernilai secara moral
  •          Kekuatan Karakter tersebut jika ditunjukkan oleh seseorang tidak berakibat buruk bagi orang disekitarnya
  •          Harus bisa mencarikan kata atau frase yang berlawanan dengan kekuatan karakter tersebut
  •          Kekuatan karakter harus memiliki kebutuhan untuk dimanifestasikan dalam perilaku sehingga bisa diukur.
  •          Kekuatan karakter harus bisa dibedakan dari sifat-sifat positif
  •          Dan kekuatan-kekuatan lainnya.

Mihaly Csikszentmihaly

      Tokoh lain yang berjasa terhadap perkembangan psikologi positif adalah Mihaly Csikszentmihaly. Mihaly tertarik dengan bahasan mengenai kebahagiaan, flow, dan kreativitas. Menurutnya, kebahagiaan itu melekat dan menjadi bagian penting dari eksistensi manusia, maka manusia akan selalu mengupayakan dengan segala cara untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Menurut Mihaly, ada dua strategi yang dapat meningkatkan kebahagiaan, yaitu berusaha membuat kondisi-kondisi eksternal sesuai dengan tujuan kita masing-masing dan mengubah bagaimana kita mengalami kondisi eksternal sehingga sesuai dengan tujuan-tujuan kita. Sedangkan flow merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan dan berdampak positif terhadap kreativitas, pengalaman puncak, produktivitas, menurunnya tingkat stress, berkembangnya bakat yang dimiliki, dan pemulihan klien dalam psikoterapi (Rahman, 2017).

NEUROSCIENCE


Aliran neuroscience adalah suatu kajian ilmiah struktur, fungsi, perkembangan, genetika dan biokimia dari system saraf. Neuroscience menekankan bahwa otak dan system saraf adalah inti untuk memahami perilaku, pikiran dan emosi seseorang. Para ilmuwan saraf percaya bahwa pikiran dan emosi adalah suatu dasar munculnya perilaku seseorang. Impuls yang dihasilkan akan bergerak cepat ke seluruh sel-sel otak dan melepaskan zat kimia yang memungkinkan kita untuk dapat berpikir,, merasa dan berperilaku. Kemampuan ini tidak akan dapat dihasilkan tanpa adanya otak dan system saraf. System saraf merupakan suatu komunikasi elektrokima dalam tubuh manusia. System saraf terbuat dari miliaran sel yang saling terhubung dan terorganisir. Otak dan system saraf mengarahkan interaksi kita dengan lingkungan sekitar kita (King, 2010).
Pendekatan ini mengutamakan proses neurobiology yang mendasari perilaku dan mental. Contohnya, seorang psikologi yang mendalami pendekatan ini memperhatikan perubahan yang terjadi dalam system saraf karena adanya proses belajar mengenai hal yang baru. Persepsi dapat dipelajari dengan merekam kegiatan sel saraf dalam otak  pada waktu mata dihadapkan pada berbagai tontonan visual (Dharma, 1983).


Seorang ilmuwan spanyol, Santiago Ramon y Cajal , merilis deskripsi pertama mengenai neurons yaitu sel yang mengubungkan otak dan system saraf pada tahun 1894. Ia berpendapat bahwa otak yang tersusun dari suatu jaringan neuron yang saling berinteraksi menjadi suatu gambaran dari pengertian modern dari fungsi otak dalam psikologi. Pada tahun 1906, Ramon Y Cajal diberi penghargaan nobel atas penelitiannya terhadap neuron (Lahey, 2012).
Psikologi yang mendalami aliran ini tertarik pada struktur otak yang dapat mengatur emosi, pembicaraan, dan proses psikologi lainnya. Mereka juga meneliti bagaimana cara menentukan sejauh mana karakter psikologi seperti kecerdasan dan kestabilan emosi dapat mempengaruhi keturunan. Para ilmuwan neuroscience terpengaruh pada teori evolusi Charles Darwin yang mengatakan bahwa semua spesies binatang itu berpengaruh pada proses evolusi. Karena alasan ini pula mereka melakukan penelitian mengenai kaitan antara biology dan psikologi terhadap manusia maupun binatang (Lahey, 2012).



DAFTAR PUSTAKA
Jarvis, Matt. 2015. Teori-Teori Psikologi: Pedekatan Modern untuk Memahami Perilaku, Perasaan, Dan Pikiran Manusia. Bandung : Nusa Media
Lahey, Benjamin.B.2012. Psychology: An Introduction. (Edisi ke-11). New York: McGraw-Hill
Misiak, Henryk., & Sexton, Virginia Staudt.2009. Psikologi Fenomenologi, Eksistemsial, Dan Humanistic: Suatu Survey Historis. Bandung: PT Refika Aditama
Rahman, Agus Abdul.2017. Sejarah Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok: PT RajaGrafindo Persada


Note: Postingan ini murni berasal dari buku yang tertera di daftar pustaka diatas. Mohon maaf apabila ada kesaaman kata atau isi konten yang terdapat pada postingan saya dan mohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam postingan saya. Bila ada yang ingin ditambahkan atau diperbaiki silahkan tulis di kolom komentar. 

Komentar Sobat sangat berarti bagi saya:)
Terima Kasih
            

   

Komentar

  1. Mantap! Keep going dek

    BalasHapus
  2. Bahasa nya dibuat lebih menarik, agar kontennya lebih enak di baca dan tidak ngebosenin. Keep trying sis

    BalasHapus
  3. Terimakasih infonya!! Lumayan nambah wawasan

    BalasHapus
  4. Baguss bangett. Nambah pengetahuan. Terimakasih banyak via!

    BalasHapus
  5. Gut possttttt, viaaa πŸ‘πŸ˜„. Ditungguu postingan selanjutnya yaaa.

    BalasHapus
  6. what a good article. thankyou sist :)

    BalasHapus
  7. Bagus banget artikelnya,nambah wawasan.
    Lanjut terus yaa..

    BalasHapus
  8. wah jdi tambah pengethuan nihh, terimahkasih

    BalasHapus
  9. nice post! jadi nambah pengetahuan, thankyou viaπŸ–€

    BalasHapus
  10. Sangat membantu dalam pembelajaran

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Perkembangan II : Masa Remaja Awal

Pengaruh Game Online Terhadap Perkembangan Psikologis Remaja